Selasa, 25 Desember 2012

PERKEMBANGAN MASA REMAJA DAN APLIKASINYA DALAM PENDIDIKAN JASMANI


  1. Latar Belakang Masalah
Perkembangan secara luas menunjuk pada keseluruhan proses perubahan dari potensi yang dimiliki individu dan tampil dalam kualitas kemampuan, sifat dan ciri-ciri yang baru .Dalam perkembangan juga mencakup konsep usia, yang diawali dari saat perubahan dan berakhir kematian.( Reni Akbar Hawadi 2001)
Perkembangan anak itu sendiri terbagi dalam beberapa tahapan sesuai dengan usia seorang anak tersebut, yaitu :
1.      Perkembangan masa prenatal dan kelahiran
2.      Perkembangan masa bayi
3.      Perkembangan masa anak-anak awal
4.      Perkembangan masa pertengahan dan akhir anak-anak
5.      Perkembangan masa remaja
6.      Perkembangan masa dewasa dan tua
Untuk masing-masing tahapan perkembangan anak tentu  memiliki karakteristik yang berbeda-beda dan membutuhkan perhatian khusus bagi kita selaku orang dewasa atau pendidik untuk mengetahui secara lebih mendalam tentang perkembangan seorang anak dan sebagai bahan pertimbangan untuk menyusun program pembelajaran yang sesuai dengan perkembangan anak tersebut agar perkembangan anak tersebut tidak terganggu dan justru berkembang secara optimal.
Pendidikan Jasmani Olahraga dan Kesehatan merupakan bagian integral dari pendidikan secara keseluruhan, bertujuan untuk mengembangkan aspek kebugaran jasmani, keterampilan gerak, keterampilan berfikir kritis, keterampilan sosial, penalaran, stabilitas emosional, tindakan moral, aspek pola hidup sehat dan pengenalan lingkungan bersih melalui aktivitas jasmani, olahraga dan kesehatan terpilih yang direncanakan secara sistematis dalam rangka mencapai tujuan pendidikan nasional. Pendidikan sebagai suatu proses pembinaan manusia yang berlangsung seumur hidup, pendidikan jasmani, olahraga dan kesehatan yang diajarkan di sekolah memiliki peranan sangat penting, yaitu melatih perkembangan motorik dan memberikan kesempatan kepada peserta didik untuk terlibat langsung dalam berbagai pengalaman belajar melalui aktivitas jasmani, olahraga dan kesehatan yang terpilih yang dilakukan secara sistematis. Pembekalan pengalaman belajar itu diarahkan untuk membina pertumbuhan fisik dan pengembangan psikis yang lebih baik, sekaligus membentuk pola hidup sehat dan bugar sepanjang hayat.
Masa remaja umumnya terjadi pada anak –anak sekolah menengah pertama (SMP) dan sekolah menengah atas (SMA) dimana peran serta guru sangat membantu dalam perkembangannya karena masa ini merupakan masa yang cukup kritis dan sebagai titik tolak kehidupannya dimasa depan. Serta perhatian orang tua sangat diperlukan dalam mengawasi perkembangan masa remaja diluar sekolah. Untuk itu perlunya memahami masa remaja merupakan hal yang sangat penting karena remaja merupakan cikal bakal penerus kehidupan berbangsa dan bernegara. Bagaimana nantinya kehidupan suatu Negara tercermin pada kehidupan remajanya.
  1. Rumusan Masalah
1.      Bagaimana perkembangan masa remaja itu?
2.      Bagaimana hubungan pengaplikasiannya dalam pendidikan jasmani?
  1. Tujuan
1.      Mengerti tentang perkembangan masa remaja.
2.      Mengerti hubungan pengaplikasian tahap perkembangan tersebut dalam pendidiksn jasmani.








BAB II
PEMBAHASAN
A.    Pengertian Masa Remaja
Masa remaja merupakan salah satu fase dalam rentang perkembangan manusia dari sejak anak masih dalam kandungan sampai meninggal. Masa remaja mempunyai ciri yang berbeda dari masa sebelumnya dan sesudahnya, karena berbagai hal yang mempengaruhinya sehingga selalu menarik untuk dibicarakan. Kata remaja dalam bahasa inggris adolescence yang berarti tumbuh atau tumbuh untuk masak, menjadi dewasa.
Istilah lain untuk menujukkan pengertian masa remaja yaitu pubertas. Pubertas berasal dari kata pubes (dalam bahasa latin) yang berarti rambut kelamin, yaitu yang merupakan tanda kelamin sekunder yang menekankan pada perkembangan seksual.
Masa remaja ditinjau dari rentang kehidupan manusia merupakan masa peralihan dari masa anak-anak ke masa dewasa. Sifat- sifat remaja sebagian sudah tidak menunjukkan masa anak-anaknya tetapi juga belum menunjukkan sifat-sifat sebagai orang dewasa. Hurlock (1991 : 206), menyatakan bahwa masa awal remaja berlangsung kira-kira dari 13 tahun dan akhir masa remaja bermula dari usia  16 tahun atau 17 tahun atau 18 tahun, yaitu matang secara hukum.
Masa remaja, seperti pada masa-masa sebelumnya memiliki ciri khusus yang membedakan masa sebelumnya dan masa sesudahnya. Hurlock (1991 : 207-209) menjelaskan ciri tersebut sebagai berikut :
1.      Masa remaja sebagai perode penting, karena akibatnya secara langsung terhadap sikap dan perilaku serta akibat jangka panjangnya, juga akibat fisik dan psikologis. Perkembangan fisik yang cepat disertai cepatnya perkembangan mental menimbulkan penyesuaian mental dan membentuk sikap, nilai dan minat baru.
2.      Masa remaja sebagai periode peralihan, masa remaja merupakan masa perlaihan dari masa anak-anak ke masa dewasa, sehingga mereka harus meninggalkan segala sesuatu yang berisfat anak-anak serta mempelajari pola perilaku dan sikap baru untuk menggantikan perilaku dan sikap yang sudah ditinggalkan.
3.      Masa remaja sebagai periode perubahan, selama masa remaja terjadi perubahan fisik yang sangat pesat, juga perubahan perilaku dan sikap yang berlangsung pesat .
4.      Masa remaja sebagai masa mencari identitas , pada masa ini mereka mulai mendambakan identitas diri dan tidak puas lagi dengan menjadi sama dengan teman-temannya dalam segala hal seperti pada mas sebelumnya.
5.      Usia bermasalah, permasalahan pada masa remaja sering dipecahkan sendiri bahkan menolak bantuan dari orang tua dan guru. Bagi remaja yang tidak mampu memcahkan masalahnya sendiri cenderung mencari pelampiasan. Dan pelampiasan tersebut cenderung kearah yang negatif.
6.      Masa remaja sebagai usia yang menimbulkan ketakutan/kesulitan. Karena pada masa remaja sering timbul pandangan kurang baik. Sikap stereotip demikian mempengaruhi konsep diri dan sikap remaja terhadap dirinya, sehingga menjadikan remaja sulit melakukan peralihan menuju masa dewasa.
7.      Masa remaja sebagai masa tidak realistic. Pada masa ini remaja cenderung memandang dirinya dan orang lain sebagaimana yang diinginkan bukan sebagaimana adanya. Terlebih cita-citanya. Hali ini menyebabkan emosi yang mudah meninggi dan apabila keinginan tidak tercapai akan mudah marah.
8.      Masa remaja sebagai ambang masa dewasa, menjelang menginjak masa dewasa dan belum cukup unutuk berperilaku sebagai orang dewasa, oleh karena itu mereka mulai berperilaku sebagai status orang dewasa seperti cara berpakaian, merokok, dll yang dipandang dapat memberikan citra orang dewasa.
B.     Perkembangan Fisik Remaja
Perubahan  fisik pada remaja merupakan gejala primer dalam  pertumbuhan  masa remaja. Pada mulanya tanda-tanda perubahan fisik dari masa remaja terjadi dalam konteks pubertas, artinya kematangan organ-organ seks dan kemampuan reproduktif bertumbuh lebih cepat. Baik anak laki-laki maupun anak perempuan mengalami pertumbuhan fisik yang cepat, yang disebut “growth spurt” (percepatan pertumbuhan).  Pertumbuhan lebih cepat bagi anak perempuan terjadi 2 tahun lebih awal dari anak laki-laki. Umumnya anak perempuan mengalami pertumbuhan cepat pada usia 10,5 tahun dan anak laki-laki pada usia 12,5 tahun. Bagi kedua jenis kelamin, pertumbuhan cepat ini berlangsung selama kira-kira 2 tahun ( Diamond & Diamond, 1986). Masa remaja terbagi menjadi dua periode, yaitu :
a.       Masa remaja awal (sekitar usia 13-16 tahun)
Pada masa ini terjadi perubahan jasmani yang cepat, sehingga memungkinkan terjadinya kegoncangan emosi, kecemasan, dan kekhawatiran. Kegoncangan dalam keadaan ini muncul, karena disebabkan oleh faktor internal maupun eksternal. Mencapai kematangan emosional merupakan tugas perkembangan yang sangat sulit bagi remaja. Dalam menghadapi ketidaknyamanan emosional tersebut, tidak sedikit remaja yang mereaksinya secara depensif, sebagai upaya untuk melindungi kelemahan dirinya. Kematangan emosi ditandai oleh :
1. adekuasi emosi: cinta kasih, simpati, altruis (senang menolong orang lain), dan ramah
2. mengendalikan emosi: mudah tersinggung, tidak agresif, bersikap optimis dan tidak pesimis (putus asa), dan dapat mengatasi situasi frustasi secara wajar.
b. Masa remaja akhir (sekitar usia 17-21 tahun)
Secara psikologis, masa ini merupakan permulaan masa dewasa, emosinya mulai stabil dan pemikirannya mulai matang (kritis). Dalam kehidupan beragama, remaja mulai melibatkan diri ke dalam kegiatan-kegiatan keagamaan.
Berikut ini akan dijelaskan beberapa dimensi perubahan fisik yang terjadi selama masa remaja tersebut :
1.      Perubahan dalam Tinggi dan Berat
Tinggi rata-rata anak laki-laki dan perempuan pada usia 12 tahun adlah sekitar 59 atau 60 inchi. Tingkat pertumbuhan tertinggi terjadi pada usia 11 atau 12 tahun untuk anak perempuan dan 2 tahun kemudian untuk anak laki-laki.  Adapun faktor penyebab laki-laki rata-rata lebih tinggi dari perempuan karena laki-laki memulai percepatan pertumbuhan mereka 2 tahun lebih lambat disbanding dengan perempuan. Dengan demikian mereka mengalami penambahan pertumbuhan selama 2 tahun pada masa anak-anak. Percepatan pertumbuhan badan juga terjadi dalam penambahan berat badan, yakni sekitar 13 kg bagi anak laki-laki dan 10 kg bagi anak perempuan. Meskipun berat badan juga mengalami peningkatan selama masa remaja namun hal ini mudah dipengaruhi melalui gaya hidup, diet dan latihan.
2.      Perubahan dalam Proporsi Tubuh
Seiring dengan pertambahan berat dan tinggi badan, percepatan pertumbuhan remaja juga terjadi pada proporsi tubuh. Bagian-bagian tubuh yang sebelumnya terlalu kecil, pada remaja menjadi terlalu besar. Hal ini terlihat jelas pada pertumbuhan tangan dan kaki, yang sering tumbuh tidak proporsional. Perubahan –perubahan dalam proporsi tubuh pada masa remaja juga terlihat pada perubahan ciri-ciri wajah, dimana wajah anak-anak mulai menghilang, seperti dahi yang semula sempit sekarang menjadi lebih luas, mulut melebar, dan bibir menadi lebih penuh. Perkembangan otot dari kedua jenis kelamin terjadi dengan cepat ketika tinggi badan meningkat. Akan tetapi perkembangan anak laki-laki lebih cepat dan mereka memiliki  lebih banyak jaringan otot, sehingga anak laki-laki lebih kuat dari anak perempuan.
3.      Perubahan Pubertas
Pubertas ialah suatu periode dimana kematangan kerangka dan seksual terjadi dengan pesat terutama pada awal masa remaja. Kematangan seksual merupakan suatu rangkaian dari perubahan yang terjadi pada masa remaja yang ditandai dengan perubahan ciri-ciri seks primer dan ciri-ciri seks sekunder. Meskipun perubahan ini biasanya mengikuti suatu urutan tertentu namun urutan dari kematangan seksual tidak sama pada setiap anak, dan terdapat perbedaan individual dalam umur dari perubahan-perubahan tersebut.
4.      Perubahan Ciri-ciri Seks Primer
Ciri-ciri seks primer menunjuk pada organ tubuh yang secara langsung berhubungan  dengan proses reproduksi. Ciri- ciri seks primer berbeda antara laki-laki dan perempuan. Perubahan –perubahan pada ciri- cirri  seks primer laki-laki sangat dipengaruhi oleh hormon, terutama hormon perangsang yang diproduksi oleh kelenjar bawah otak ( pituitary gland ). Hormon perangsang ini merangsang testis sehingga testis menghasilkan hormon testosterone dan androgen serta spermatozoa. (Sarwono, 1994). Sperma yang dihasilkan testis selama remaja ini, memungkinkan untuk mengadakan reproduksi untuk pertama kalinya. Karena itu, kadang- kadang di usia 12 tahun, anak laki-laki kemngkinan mengalami penyemburan air mani mereka yang pertama atau yang sering dikenal dengan “mimpi basah”.
Sementara itu pada anak perempuan, perubahan-prubahan ciri-ciri seks  primer ditandai dengan munculnya periode menstruasi, yang disebut dengan menarche, yaitu menstruasi yang pertama kali dialami oleh seorang gadis. Terjadinya menstruasi pertama ini member petunjuk bahwa mekanisme reproduksi anak perempuan telah matang, sehingga memungkinkan mereka untuk mengadung dan melahirkan anak.
Oleh sebab itu, menstruasi pertama pada seorang gadis didahului oleh sejumlah perubahan lain, yang meliputi pembesaran payudara, kemunculan rambut di sekitar daerah kelamin, pembesaran panggul dan bahu. Selanjutnya ketika percepatan pertumbuhan mencapai puncaknya maka ovarium, uterus, vagina, labia, dan klitoris berkembang pesat (Malina, 1990).
5.      Perubahan Ciri-ciri Seks Sekunder
Cirri-ciri seks sekunder adalah tanda-tanda jasmaniah yang tdak langsung berhubungan dengan proses reproduksi, namun merupakan tanda-tanda yang membedakan antara laki-laki dan perempuan. Tanda-tanda jasmaniah ini muncul dari konsekuensi dari berfungsinya hormone-hormon.
Diantara tanda-tanda jasmaniah yang terlihat pada laki-laki adalah tumbuhnya kumis dan jenggot, jakun, bahu dan dada melebar, suara berat, tumbuh bulu ketiak, di dada, dikaki dan lengan, dan sekitar kemaluan, serta otot-otot menjadi kuat. Sedangkan perempuan terlihat payudara dan pinggul yang membesar, suara menjadi halus, tumbuh bulu di ketiak dan kemaluan.
C.    Perkembangan Kognitif
Masa remaja adalah suatu periode kehidupan dimana kapasitas untuk memperoleh dan menggunakan pengetahuan secara efisien mencapai puncaknya (Mussen, Conger, & Kagan, 1969). Hal ini adalah karena selam periode remaja ini proses pertumbuhan otak mencapai kesempurnaan. Sistem saraf yang berfungsi memproses informasi berkembangan dengan cepat. Disamping itu, pada masa remaja ini juga terjadi reorganisasi lingkaran saraf prenatal lobe ( belahan otak bagian depan sampai pada belahan atau celah sentral). Prenatal lobe ini berfungsi dalam aktivitas tingkat tinggi, seperti kemampuan merumuskan perencanaan strategis atau kemampuan mengambil keputusan. (Carol & David R., 1995)
Perkembangan prenatal lobe tersebut sangat berpengaruh pada kemampuan kognitif remaja, sehingga mereka mengembangkan kemampuan penalaran yang memberinya suatu tingkat pertimbangan moral dan kesadaran sosial baru.
1.      Perkembangan Pengambilan Keputusan
Pengambilan keputusan merupakan salah satu bentuk perbuatan berpikir dan hasil dari perbuatan itu disebut keputusan. Ini berarti bahwa dengan melihat bagaimana seorang remaja mengambil keputusan, maka dapat diketahui perkembangan pemikirannya.
Tidak jarang remaja terpaksa mengambil keputusan-keputusan yang salah karena dipengaruhi oleh orientasi masyarakat terhadap remaja dan kegagalannya untuk memberi remaja pilihan-pilihan yang memadai. Misalnya keputusan remaja yang tinggal di daerah minus dipusat kota dan terelibat dalam perdagangan obat terlarang.
2.      Perkembangan Orientasi Masa Depan
Orientasi  masa depan merupakan salah satu fenomena perkembangan kognitif pada masa remaja. Sebagai individu yang sedang mengalami proses peralihan dari masa anak-anak menuju masa dewasa, remaja memiliki tugas-tugas perkembangan yang mengarah pada kesiapannya menghadapi tuntutan peran sebagai orang dewasa.
Meskipun orientasi masa depan merupakan tugas perkembangan yang harus dihadapi pada masa remaja dan dewasa awal, namun tidak dipungkiri bahwa pengalaman dan pengetahuan remaja tentang kehidupan masa mendapang masih sangat terbatas. Untuk itu bimbingan dari semua pihak sangat dibuthkan terutama dari orang tua. Meskipun teman sebaya dan lingkungan sekolah memberikan pengaruh besar terhadap perkembangan remaja namun sesungguhnya orangtua tetap menjadi bagian yang penting bagi kehidupan mereka.
D.    Perkembangan Psikososial
Perubahan-perubahan secara fisik, dan kognisi tersebut ternyata berpengaruh terhadap perubahan dalam perubahan psikososial mereka. Dalam uraian berikut akan membahas beberapa aspek perkembangan psikososial yang penting pada masa remaja.
1.      Perkembangan Individuasi dan Identitas
Seseorang yang sedang mencari identitas akan berusaha “menjadi seseorang” yang berarti berusaha mengalami diri sendiri sebagai “AKU” yang bersifat sentral, mandiri, yang unik, yang mempunyai suatu kesadaran akan kesatuan batinnya. Lebih jelasnya seseorang yang sedang mencari identitas adalah orang yang yang ingin menentukan “siapakah” atau “apakah” yang diinginkan pada masa mendatang.
2.      Perkembangan Hubungan dengan Orang Tua
Perubahan fisik, kognitif dan sosial yang terjadi pada perkembangan remaja mempunyai pengaruh yang besar terhadap relasi orangtua- remaja. Salah satu ciri yang  menonjol dari remaja yang mempengaruhi relasinya dengan orang tua adalah perjuangan untuk memperoleh otonomi, baik secara fisik dan psikologis. Karena remaja meluangkan sedikit waktunya bersama orang tua dan lebih banyak menghabiskan banyak waktunya unutk saling berinterkasi dengan dunia yang lebih luas sehingga mereka berhadapan dengan bermacam-macam nilai dan ide. Orang tua tidak lagi dianggap sebagai otoritas yang serba tahu. Secara optimal remaja mengembangkan pandangan yang lebih matang dan realistis dari orang tua mereka.
3.      Perkembangan dengan Teman Sebaya
Perkembangan kehidupan sosial remaja juga ditandai dengan gejala meningkatnya pengaruh teman sebaya dalam kehidupan mereka. Sebagian waktunya dihabiskan untuk berhubungan atau bergaul dengan teman sebaya mereka yang lebih didasarkan pada hubungan persahabatan. Sisi positif dari teman sebaya menurut Kelly dan Hansen (1987) yaitu :
1.      Mengotrol impuls-impuls agresif.
2.      Memperoleh dorongan emosional dan sosial serta menjadi lebih independen
3.      Meningkatkan ketrampilan–ketrampilan sosial, mengembangakan kemampuan penalaran, dan belajar untuk mengeksekusikan perasaan dengan cara-cara yang lebih matang.
4.      Mengembangkan sikap terhadap seksualitas dan tingkah laku peran jenis kelamin.
5.      Memperkuat penyesuaian moral dan nilai-nilai.
6.      Meningkatkan harga diri (self-esteem).
Meskipun selama masa remaja kelompok teman sebaya memberikan pengaruh yang besar, namun peran orang tua tetap penting dalam kehidupan remaja. Karena antara hubungan dengan orangtua dan hubungan dengan teman sebaya memberikan pemenuhan akan kebutuhan-kebutuhan yangberbeda dalam perkembangan remaja.(Savin-Williams & Berndt, 1990).
E.     Hubungan Pengaplikasian Penjas  Terhadap Perkembangan  Motorik Remaja
Pendidikan Jasmani merupakan bagian integral dari pendidikan keseluruhan untuk dalam pendidikan sendiri Pendidikan jasmani tidak dapat dianggap sebagi suatu hal yang tidak penting karena pada dasarnya seorang anak yang telah diajarkan penjas memiliki perkembangan motorik yang lebih optimal karena mereka yang mengenal penjas lebih mengerti akan bagimana cara mengolah tubuh dan mengembangkan diri dengan Mengembangkan keterampilan pengelolaan diri dalam upaya pengembangan dan pemeliharaan kebugaran jasmani serta pola hidup sehat melalui berbagai aktivitas jasmani dan olahraga yang terpilih serta dapat Meningkatkan pertumbuhan fisik dan pengembangan psikis yang lebih baik.
Menurut dr. Karel A.L. Staa, M.D olahraga memberi manfaat bagi perkembangan motorik anak. Selain untuk perkembangan fisiknya, olahraga juga amat baik untuk perkembangan otak serta psikologis anak.
Beberapa hal yang dapat dilakukan untuk meningkatkan perkembangan motorik remaja ialah:
1.    Mengikutkan remaja pada kelompok olahraga akan meningkatkan kesehatan fisik, psikologis serta psikososialnya. Anak menjadi senang mendapat stimulasi kreativitas yang baik untuk perkembangannya.
2.    Memberikan keterampilan fisik yang dibutuhkan anak untuk kegiatan serta aktifitas olah raga bisa dipelajari dan dilatih di masa-masa awal perkembangan dan tujuan pendidikan fisik untuk anak-anak yang masih kecil adalah untuk mengembangkan keterampilan dan ketertarikan fisik jangka panjang (CRI, 1997).
3.    Kegiatan olahraga di luar ruangan bisa menjadi pilihan yang terbaik karena dapat menstimulasi perkembangan otot (CRI, 1997)
Selain berbagai kegiatan jasmani diatas ,ada  hal lain yang dapat mempengaruhi perkembangan motorik remaja adalah gizi. Banyak penelitian yang menerangkan tentang pengaruh gizi terhadap kecerdasan serta perkembangan motorik kasar. Levitsky dan Strupp pada penelitiannya terhadap tikus mengungkapkan bahwa kurang gizi menyebabkan functional isolationism ‘isolasi diri’ yaitu mempertahankan untuk tidak mengeluarkan energi yang banyak (conserve energy) dengan mengurangi kegiatan interaksi sosial, aktivitas, perilaku eksploratori, perhatian, dan motivasi.
Aplikasi teori ini kepada manusia adalah bahwa pada keadaan kurang energi dan potein (KEP), anak menjadi tidak aktif, apatis, pasif, dan tidak mampu berkonsentrasi. Akibatnya, anak dalam melakukan kegiatan eksplorasi lingkungan fisik di sekitarnya hanya mampu sebentar saja dibandingkan dengan anak yang gizinya baik, yang mampu melakukannya dalam waktu yang lebih lama. Model functional isolationism yang dilukiskan ini sama dengan teori sebelumnya bahwa aspek-aspek essensial dan universal untuk perkembangan kognitif ditekan oleh mekanisme penurunan aktivitas pada keadaan kurang gizi.

BAB III
PENUTUP
A.    Kesimpulan
Masa remaja merupakan salah satu fase dalam rentang perkembangan manusia dari sejak anak masih dalam kandungan samapi meninggal. Masa remaja mempunyai ciri yang berbeda dari masa sebelumnya dan sesudahnya, karena berbagai hal yang mempengaruhinya sehingga selalu menarik untuk dibicarakan. Kata remaja dalam bahasa inggris adolescence yang berarti tumbuh atau tumbuh untuk masak, menjadi dewasa. Dari beberapa uraian dan penjelasan yang telah dikemukakan di atas maka dapatlah penulis mengambil kesimpulan bahwa dengan mata pelajaran pendidikan jasmani, olahraga dan kesehatan ini, peserta didik dapat mengembangkan diri dengan gerakan-olahraga sehingga secara langsung maupun tidak langsung peserta telah mengembangkan gerak motoriknya selain itu peserta juga  mampu mempraktikkan teknik-teknik dasar dalam olahraga dengan baik serta nilai kerjasama, toleransi, percaya diri, kejujuran, keberanian, menghargai lawan, kerja keras, dan menerima kekalahan serta dapat mengaplikasikan cara hidup yang sehat dan bersih.
B.     Saran
Kami sebagai penyusun makalah ini, sangat mengharap atas segala saran – saran dan kritikan bagi para pembaca yang kami hormati guna untuk membangun pada masa yang akan datang untuk menjadi yang lebih baik dalam membenarkan alur-alur yang semestinya kurang memuaskan bagi tugas yang kami laksanakan.
DAFTAR PUSTAKA

            Desmita. 2009. Psikologi Perkembangan. PT. Remaja Rosdakarya; Bandung.
Drs Agung, Aspiras. 2007. semester 1-2, penerbit dan percetakan Pustaka Manggala,
Izzaty, Rita Eka, dkk. 2008. Perkembangan Peserta Didik. UNY Press. Yogyakarta.
Endang Rini Sukamti MS. 2007. Diktat Perkembangan Motorik.  Pendidikan Kepelatihan Olahraga. Fakultas Ilmu Keolahragaan. UNY

http://amore87.wordpress.com/tag/perkembangan-motorik

Tidak ada komentar:

Posting Komentar