- Latar Belakang
Masalah
Perkembangan secara luas menunjuk pada keseluruhan proses
perubahan dari potensi yang dimiliki individu dan tampil dalam kualitas
kemampuan, sifat dan ciri-ciri yang baru .Dalam perkembangan juga mencakup
konsep usia, yang diawali dari saat perubahan dan berakhir kematian.( Reni Akbar
Hawadi 2001)
Perkembangan anak itu sendiri terbagi dalam beberapa tahapan
sesuai dengan usia seorang anak tersebut, yaitu :
1. Perkembangan masa prenatal dan
kelahiran
2. Perkembangan masa bayi
3. Perkembangan masa anak-anak awal
4. Perkembangan masa pertengahan dan
akhir anak-anak
5. Perkembangan masa remaja
6. Perkembangan masa dewasa dan tua
Untuk masing-masing tahapan perkembangan anak tentu memiliki karakteristik yang berbeda-beda dan
membutuhkan perhatian khusus bagi kita selaku orang dewasa atau pendidik untuk
mengetahui secara lebih mendalam tentang perkembangan seorang anak dan sebagai
bahan pertimbangan untuk menyusun program pembelajaran yang sesuai dengan
perkembangan anak tersebut agar perkembangan anak tersebut tidak terganggu dan
justru berkembang secara optimal.
Pendidikan Jasmani Olahraga dan Kesehatan merupakan bagian
integral dari pendidikan secara keseluruhan, bertujuan untuk mengembangkan
aspek kebugaran jasmani, keterampilan gerak, keterampilan berfikir kritis,
keterampilan sosial, penalaran, stabilitas emosional, tindakan moral, aspek
pola hidup sehat dan pengenalan lingkungan bersih melalui aktivitas jasmani,
olahraga dan kesehatan terpilih yang direncanakan secara sistematis dalam
rangka mencapai tujuan pendidikan nasional. Pendidikan sebagai suatu proses
pembinaan manusia yang berlangsung seumur hidup, pendidikan jasmani, olahraga
dan kesehatan yang diajarkan di sekolah memiliki peranan sangat penting, yaitu
melatih perkembangan motorik dan memberikan kesempatan kepada peserta didik
untuk terlibat langsung dalam berbagai pengalaman belajar melalui aktivitas
jasmani, olahraga dan kesehatan yang terpilih yang dilakukan secara sistematis.
Pembekalan pengalaman belajar itu diarahkan untuk membina pertumbuhan fisik dan
pengembangan psikis yang lebih baik, sekaligus membentuk pola hidup sehat dan
bugar sepanjang hayat.
Masa remaja umumnya terjadi pada anak –anak sekolah menengah
pertama (SMP) dan sekolah menengah atas (SMA) dimana peran serta guru sangat
membantu dalam perkembangannya karena masa ini merupakan masa yang cukup kritis
dan sebagai titik tolak kehidupannya dimasa depan. Serta perhatian orang tua
sangat diperlukan dalam mengawasi perkembangan masa remaja diluar sekolah. Untuk
itu perlunya memahami masa remaja merupakan hal yang sangat penting karena
remaja merupakan cikal bakal penerus kehidupan berbangsa dan bernegara.
Bagaimana nantinya kehidupan suatu Negara tercermin pada kehidupan remajanya.
- Rumusan Masalah
1. Bagaimana perkembangan masa remaja
itu?
2. Bagaimana hubungan pengaplikasiannya
dalam pendidikan jasmani?
- Tujuan
1. Mengerti tentang perkembangan masa
remaja.
2. Mengerti hubungan pengaplikasian
tahap perkembangan tersebut dalam pendidiksn jasmani.
BAB II
PEMBAHASAN
A.
Pengertian Masa Remaja
Masa remaja merupakan salah satu fase dalam rentang
perkembangan manusia dari sejak anak masih dalam kandungan sampai meninggal.
Masa remaja mempunyai ciri yang berbeda dari masa sebelumnya dan sesudahnya,
karena berbagai hal yang mempengaruhinya sehingga selalu menarik untuk
dibicarakan. Kata remaja dalam bahasa inggris adolescence yang berarti tumbuh
atau tumbuh untuk masak, menjadi dewasa.
Istilah lain untuk menujukkan pengertian masa remaja yaitu
pubertas. Pubertas berasal dari kata pubes (dalam bahasa latin) yang berarti
rambut kelamin, yaitu yang merupakan tanda kelamin sekunder yang menekankan
pada perkembangan seksual.
Masa remaja ditinjau dari rentang kehidupan manusia
merupakan masa peralihan dari masa anak-anak ke masa dewasa. Sifat- sifat
remaja sebagian sudah tidak menunjukkan masa anak-anaknya tetapi juga belum
menunjukkan sifat-sifat sebagai orang dewasa. Hurlock (1991 : 206), menyatakan
bahwa masa awal remaja berlangsung kira-kira dari 13 tahun dan akhir masa
remaja bermula dari usia 16 tahun atau
17 tahun atau 18 tahun, yaitu matang secara hukum.
Masa remaja, seperti pada masa-masa sebelumnya memiliki ciri
khusus yang membedakan masa sebelumnya dan masa sesudahnya. Hurlock (1991 :
207-209) menjelaskan ciri tersebut sebagai berikut :
1. Masa
remaja sebagai perode penting, karena akibatnya secara langsung terhadap sikap dan
perilaku serta akibat jangka panjangnya, juga akibat fisik dan psikologis.
Perkembangan fisik yang cepat disertai cepatnya perkembangan mental menimbulkan
penyesuaian mental dan membentuk sikap, nilai dan minat baru.
2. Masa
remaja sebagai periode peralihan, masa remaja merupakan masa perlaihan dari masa anak-anak
ke masa dewasa, sehingga mereka harus meninggalkan segala sesuatu yang berisfat
anak-anak serta mempelajari pola perilaku dan sikap baru untuk menggantikan
perilaku dan sikap yang sudah ditinggalkan.
3. Masa
remaja sebagai periode perubahan, selama masa remaja terjadi perubahan fisik yang sangat
pesat, juga perubahan perilaku dan sikap yang berlangsung pesat .
4. Masa
remaja sebagai masa mencari identitas , pada masa ini mereka mulai mendambakan identitas diri dan
tidak puas lagi dengan menjadi sama dengan teman-temannya dalam segala hal
seperti pada mas sebelumnya.
5. Usia
bermasalah, permasalahan
pada masa remaja sering dipecahkan sendiri bahkan menolak bantuan dari orang
tua dan guru. Bagi remaja yang tidak mampu memcahkan masalahnya sendiri
cenderung mencari pelampiasan. Dan pelampiasan tersebut cenderung kearah yang
negatif.
6. Masa
remaja sebagai usia yang menimbulkan ketakutan/kesulitan. Karena pada masa remaja sering
timbul pandangan kurang baik. Sikap stereotip demikian mempengaruhi konsep diri
dan sikap remaja terhadap dirinya, sehingga menjadikan remaja sulit melakukan
peralihan menuju masa dewasa.
7. Masa
remaja sebagai masa tidak realistic. Pada masa ini remaja cenderung memandang dirinya dan orang
lain sebagaimana yang diinginkan bukan sebagaimana adanya. Terlebih cita-citanya.
Hali ini menyebabkan emosi yang mudah meninggi dan apabila keinginan tidak
tercapai akan mudah marah.
8. Masa
remaja sebagai ambang masa dewasa, menjelang menginjak masa dewasa dan belum cukup unutuk
berperilaku sebagai orang dewasa, oleh karena itu mereka mulai berperilaku
sebagai status orang dewasa seperti cara berpakaian, merokok, dll yang
dipandang dapat memberikan citra orang dewasa.
B.
Perkembangan Fisik Remaja
Perubahan fisik pada
remaja merupakan gejala primer dalam
pertumbuhan masa remaja. Pada
mulanya tanda-tanda perubahan fisik dari masa remaja terjadi dalam konteks
pubertas, artinya kematangan organ-organ seks dan kemampuan reproduktif
bertumbuh lebih cepat. Baik anak laki-laki maupun anak perempuan mengalami
pertumbuhan fisik yang cepat, yang disebut “growth spurt” (percepatan
pertumbuhan). Pertumbuhan lebih cepat
bagi anak perempuan terjadi 2 tahun lebih awal dari anak laki-laki. Umumnya
anak perempuan mengalami pertumbuhan cepat pada usia 10,5 tahun dan anak
laki-laki pada usia 12,5 tahun. Bagi kedua jenis kelamin, pertumbuhan cepat ini
berlangsung selama kira-kira 2 tahun ( Diamond & Diamond, 1986). Masa
remaja terbagi menjadi dua periode, yaitu :
a. Masa
remaja awal (sekitar usia 13-16 tahun)
Pada masa ini
terjadi perubahan jasmani yang cepat, sehingga memungkinkan terjadinya
kegoncangan emosi, kecemasan, dan kekhawatiran. Kegoncangan dalam keadaan ini
muncul, karena disebabkan oleh faktor internal maupun eksternal. Mencapai
kematangan emosional merupakan tugas perkembangan yang sangat sulit bagi
remaja. Dalam menghadapi ketidaknyamanan emosional tersebut, tidak sedikit
remaja yang mereaksinya secara depensif, sebagai upaya untuk melindungi kelemahan
dirinya. Kematangan emosi ditandai oleh :
1. adekuasi emosi: cinta kasih,
simpati, altruis (senang menolong orang lain), dan ramah
2. mengendalikan emosi: mudah
tersinggung, tidak agresif, bersikap optimis dan tidak pesimis (putus asa), dan
dapat mengatasi situasi frustasi secara wajar.
b. Masa remaja akhir (sekitar usia
17-21 tahun)
Secara psikologis,
masa ini merupakan permulaan masa dewasa, emosinya mulai stabil dan
pemikirannya mulai matang (kritis). Dalam kehidupan beragama, remaja mulai
melibatkan diri ke dalam kegiatan-kegiatan keagamaan.
Berikut
ini akan dijelaskan beberapa dimensi perubahan fisik yang terjadi selama masa
remaja tersebut :
1.
Perubahan dalam Tinggi dan Berat
Tinggi rata-rata anak laki-laki dan perempuan pada usia 12
tahun adlah sekitar 59 atau 60 inchi. Tingkat pertumbuhan tertinggi terjadi
pada usia 11 atau 12 tahun untuk anak perempuan dan 2 tahun kemudian untuk anak
laki-laki. Adapun faktor penyebab
laki-laki rata-rata lebih tinggi dari perempuan karena laki-laki memulai
percepatan pertumbuhan mereka 2 tahun lebih lambat disbanding dengan perempuan.
Dengan demikian mereka mengalami penambahan pertumbuhan selama 2 tahun pada
masa anak-anak. Percepatan pertumbuhan badan juga terjadi dalam penambahan
berat badan, yakni sekitar 13 kg bagi anak laki-laki dan 10 kg bagi anak
perempuan. Meskipun berat badan juga mengalami peningkatan selama masa remaja
namun hal ini mudah dipengaruhi melalui gaya hidup, diet dan latihan.
2.
Perubahan dalam Proporsi Tubuh
Seiring dengan pertambahan berat dan tinggi badan,
percepatan pertumbuhan remaja juga terjadi pada proporsi tubuh. Bagian-bagian
tubuh yang sebelumnya terlalu kecil, pada remaja menjadi terlalu besar. Hal ini
terlihat jelas pada pertumbuhan tangan dan kaki, yang sering tumbuh tidak
proporsional. Perubahan –perubahan dalam proporsi tubuh pada masa remaja juga
terlihat pada perubahan ciri-ciri wajah, dimana wajah anak-anak mulai
menghilang, seperti dahi yang semula sempit sekarang menjadi lebih luas, mulut
melebar, dan bibir menadi lebih penuh. Perkembangan otot dari kedua jenis
kelamin terjadi dengan cepat ketika tinggi badan meningkat. Akan tetapi
perkembangan anak laki-laki lebih cepat dan mereka memiliki lebih banyak jaringan otot, sehingga anak
laki-laki lebih kuat dari anak perempuan.
3.
Perubahan Pubertas
Pubertas ialah suatu periode dimana kematangan kerangka dan
seksual terjadi dengan pesat terutama pada awal masa remaja. Kematangan seksual
merupakan suatu rangkaian dari perubahan yang terjadi pada masa remaja yang
ditandai dengan perubahan ciri-ciri seks primer dan ciri-ciri seks sekunder.
Meskipun perubahan ini biasanya mengikuti suatu urutan tertentu namun urutan
dari kematangan seksual tidak sama pada setiap anak, dan terdapat perbedaan
individual dalam umur dari perubahan-perubahan tersebut.
4.
Perubahan Ciri-ciri Seks Primer
Ciri-ciri seks primer menunjuk pada organ tubuh yang secara
langsung berhubungan dengan proses
reproduksi. Ciri- ciri seks primer berbeda antara laki-laki dan perempuan.
Perubahan –perubahan pada ciri- cirri
seks primer laki-laki sangat dipengaruhi oleh hormon, terutama hormon
perangsang yang diproduksi oleh kelenjar bawah otak ( pituitary gland ). Hormon
perangsang ini merangsang testis sehingga testis menghasilkan hormon
testosterone dan androgen serta spermatozoa. (Sarwono, 1994). Sperma yang
dihasilkan testis selama remaja ini, memungkinkan untuk mengadakan reproduksi
untuk pertama kalinya. Karena itu, kadang- kadang di usia 12 tahun, anak
laki-laki kemngkinan mengalami penyemburan air mani mereka yang pertama atau
yang sering dikenal dengan “mimpi basah”.
Sementara
itu pada anak perempuan, perubahan-prubahan ciri-ciri seks primer ditandai dengan munculnya periode
menstruasi, yang disebut dengan menarche, yaitu menstruasi yang pertama kali
dialami oleh seorang gadis. Terjadinya menstruasi pertama ini member petunjuk
bahwa mekanisme reproduksi anak perempuan telah matang, sehingga memungkinkan
mereka untuk mengadung dan melahirkan anak.
Oleh
sebab itu, menstruasi pertama pada seorang gadis didahului oleh sejumlah
perubahan lain, yang meliputi pembesaran payudara, kemunculan rambut di sekitar
daerah kelamin, pembesaran panggul dan bahu. Selanjutnya ketika percepatan
pertumbuhan mencapai puncaknya maka ovarium, uterus, vagina, labia, dan
klitoris berkembang pesat (Malina, 1990).
5.
Perubahan Ciri-ciri Seks Sekunder
Cirri-ciri seks sekunder adalah tanda-tanda jasmaniah yang
tdak langsung berhubungan dengan proses reproduksi, namun merupakan tanda-tanda
yang membedakan antara laki-laki dan perempuan. Tanda-tanda jasmaniah ini
muncul dari konsekuensi dari berfungsinya hormone-hormon.
Diantara tanda-tanda jasmaniah yang terlihat pada laki-laki
adalah tumbuhnya kumis dan jenggot, jakun, bahu dan dada melebar, suara berat,
tumbuh bulu ketiak, di dada, dikaki dan lengan, dan sekitar kemaluan, serta
otot-otot menjadi kuat. Sedangkan perempuan terlihat payudara dan pinggul yang
membesar, suara menjadi halus, tumbuh bulu di ketiak dan kemaluan.
C.
Perkembangan Kognitif
Masa remaja adalah suatu periode kehidupan dimana kapasitas
untuk memperoleh dan menggunakan pengetahuan secara efisien mencapai puncaknya
(Mussen, Conger, & Kagan, 1969). Hal ini adalah karena selam periode remaja
ini proses pertumbuhan otak mencapai kesempurnaan. Sistem saraf yang berfungsi
memproses informasi berkembangan dengan cepat. Disamping itu, pada masa remaja
ini juga terjadi reorganisasi lingkaran saraf prenatal lobe ( belahan otak
bagian depan sampai pada belahan atau celah sentral). Prenatal lobe ini berfungsi
dalam aktivitas tingkat tinggi, seperti kemampuan merumuskan perencanaan
strategis atau kemampuan mengambil keputusan. (Carol & David R., 1995)
Perkembangan prenatal lobe tersebut sangat berpengaruh pada
kemampuan kognitif remaja, sehingga mereka mengembangkan kemampuan penalaran
yang memberinya suatu tingkat pertimbangan moral dan kesadaran sosial baru.
1.
Perkembangan Pengambilan Keputusan
Pengambilan keputusan merupakan salah satu bentuk perbuatan
berpikir dan hasil dari perbuatan itu disebut keputusan. Ini berarti bahwa
dengan melihat bagaimana seorang remaja mengambil keputusan, maka dapat
diketahui perkembangan pemikirannya.
Tidak jarang remaja terpaksa mengambil keputusan-keputusan
yang salah karena dipengaruhi oleh orientasi masyarakat terhadap remaja dan
kegagalannya untuk memberi remaja pilihan-pilihan yang memadai. Misalnya
keputusan remaja yang tinggal di daerah minus dipusat kota dan terelibat dalam
perdagangan obat terlarang.
2.
Perkembangan Orientasi Masa Depan
Orientasi masa depan
merupakan salah satu fenomena perkembangan kognitif pada masa remaja. Sebagai
individu yang sedang mengalami proses peralihan dari masa anak-anak menuju masa
dewasa, remaja memiliki tugas-tugas perkembangan yang mengarah pada kesiapannya
menghadapi tuntutan peran sebagai orang dewasa.
Meskipun orientasi masa depan merupakan tugas perkembangan
yang harus dihadapi pada masa remaja dan dewasa awal, namun tidak dipungkiri
bahwa pengalaman dan pengetahuan remaja tentang kehidupan masa mendapang masih
sangat terbatas. Untuk itu bimbingan dari semua pihak sangat dibuthkan terutama
dari orang tua. Meskipun teman sebaya dan lingkungan sekolah memberikan pengaruh
besar terhadap perkembangan remaja namun sesungguhnya orangtua tetap menjadi
bagian yang penting bagi kehidupan mereka.
D.
Perkembangan Psikososial
Perubahan-perubahan secara fisik, dan kognisi tersebut
ternyata berpengaruh terhadap perubahan dalam perubahan psikososial mereka.
Dalam uraian berikut akan membahas beberapa aspek perkembangan psikososial yang
penting pada masa remaja.
1.
Perkembangan Individuasi dan
Identitas
Seseorang
yang sedang mencari identitas akan berusaha “menjadi seseorang” yang berarti
berusaha mengalami diri sendiri sebagai “AKU” yang bersifat sentral, mandiri,
yang unik, yang mempunyai suatu kesadaran akan kesatuan batinnya. Lebih
jelasnya seseorang yang sedang mencari identitas adalah orang yang yang ingin
menentukan “siapakah” atau “apakah” yang diinginkan pada masa mendatang.
2.
Perkembangan Hubungan dengan Orang
Tua
Perubahan fisik, kognitif dan sosial yang terjadi pada
perkembangan remaja mempunyai pengaruh yang besar terhadap relasi orangtua-
remaja. Salah satu ciri yang menonjol
dari remaja yang mempengaruhi relasinya dengan orang tua adalah perjuangan
untuk memperoleh otonomi, baik secara fisik dan psikologis. Karena remaja
meluangkan sedikit waktunya bersama orang tua dan lebih banyak menghabiskan
banyak waktunya unutk saling berinterkasi dengan dunia yang lebih luas sehingga
mereka berhadapan dengan bermacam-macam nilai dan ide. Orang tua tidak lagi
dianggap sebagai otoritas yang serba tahu. Secara optimal remaja mengembangkan
pandangan yang lebih matang dan realistis dari orang tua mereka.
3.
Perkembangan dengan Teman Sebaya
Perkembangan kehidupan sosial remaja juga ditandai dengan
gejala meningkatnya pengaruh teman sebaya dalam kehidupan mereka. Sebagian
waktunya dihabiskan untuk berhubungan atau bergaul dengan teman sebaya mereka
yang lebih didasarkan pada hubungan persahabatan. Sisi positif dari teman
sebaya menurut Kelly dan Hansen (1987) yaitu :
1. Mengotrol impuls-impuls agresif.
2. Memperoleh dorongan emosional dan
sosial serta menjadi lebih independen
3. Meningkatkan ketrampilan–ketrampilan
sosial, mengembangakan kemampuan penalaran, dan belajar untuk mengeksekusikan
perasaan dengan cara-cara yang lebih matang.
4. Mengembangkan sikap terhadap
seksualitas dan tingkah laku peran jenis kelamin.
5. Memperkuat penyesuaian moral dan
nilai-nilai.
6. Meningkatkan harga diri
(self-esteem).
Meskipun selama masa remaja kelompok teman sebaya memberikan
pengaruh yang besar, namun peran orang tua tetap penting dalam kehidupan
remaja. Karena antara hubungan dengan orangtua dan hubungan dengan teman sebaya
memberikan pemenuhan akan kebutuhan-kebutuhan yangberbeda dalam perkembangan
remaja.(Savin-Williams & Berndt, 1990).
E.
Hubungan
Pengaplikasian Penjas Terhadap Perkembangan Motorik Remaja
Pendidikan Jasmani merupakan bagian integral dari pendidikan
keseluruhan untuk dalam pendidikan sendiri Pendidikan jasmani tidak dapat
dianggap sebagi suatu hal yang tidak penting karena pada dasarnya seorang anak
yang telah diajarkan penjas memiliki perkembangan motorik yang lebih optimal
karena mereka yang mengenal penjas lebih mengerti akan bagimana cara mengolah
tubuh dan mengembangkan diri dengan Mengembangkan keterampilan pengelolaan diri
dalam upaya pengembangan dan pemeliharaan kebugaran jasmani serta pola hidup
sehat melalui berbagai aktivitas jasmani dan olahraga yang terpilih serta dapat
Meningkatkan pertumbuhan fisik dan pengembangan psikis yang lebih baik.
Menurut dr. Karel A.L. Staa, M.D olahraga memberi manfaat
bagi perkembangan motorik anak. Selain untuk perkembangan fisiknya, olahraga
juga amat baik untuk perkembangan otak serta psikologis anak.
Beberapa hal yang dapat dilakukan untuk meningkatkan
perkembangan motorik remaja ialah:
1.
Mengikutkan
remaja pada kelompok olahraga akan meningkatkan kesehatan fisik, psikologis
serta psikososialnya. Anak menjadi senang mendapat stimulasi kreativitas yang
baik untuk perkembangannya.
2.
Memberikan
keterampilan fisik yang dibutuhkan anak untuk kegiatan serta aktifitas olah
raga bisa dipelajari dan dilatih di masa-masa awal perkembangan dan tujuan
pendidikan fisik untuk anak-anak yang masih kecil adalah untuk mengembangkan
keterampilan dan ketertarikan fisik jangka panjang (CRI, 1997).
3.
Kegiatan
olahraga di luar ruangan bisa menjadi pilihan yang terbaik karena dapat
menstimulasi perkembangan otot (CRI, 1997)
Selain berbagai kegiatan jasmani diatas ,ada hal lain
yang dapat mempengaruhi perkembangan motorik remaja adalah gizi. Banyak
penelitian yang menerangkan tentang pengaruh gizi terhadap kecerdasan serta
perkembangan motorik kasar. Levitsky dan Strupp pada penelitiannya terhadap
tikus mengungkapkan bahwa kurang gizi menyebabkan functional isolationism
‘isolasi diri’ yaitu mempertahankan untuk tidak mengeluarkan energi yang banyak
(conserve energy) dengan mengurangi kegiatan interaksi sosial,
aktivitas, perilaku eksploratori, perhatian, dan motivasi.
Aplikasi teori ini kepada manusia adalah bahwa pada keadaan
kurang energi dan potein (KEP), anak menjadi tidak aktif, apatis, pasif, dan
tidak mampu berkonsentrasi. Akibatnya, anak dalam melakukan kegiatan eksplorasi
lingkungan fisik di sekitarnya hanya mampu sebentar saja dibandingkan dengan
anak yang gizinya baik, yang mampu melakukannya dalam waktu yang lebih lama.
Model functional isolationism yang dilukiskan ini sama dengan teori
sebelumnya bahwa aspek-aspek essensial dan universal untuk perkembangan
kognitif ditekan oleh mekanisme penurunan aktivitas pada keadaan kurang gizi.
BAB III
PENUTUP
A.
Kesimpulan
Masa remaja merupakan salah satu fase dalam rentang
perkembangan manusia dari sejak anak masih dalam kandungan samapi meninggal.
Masa remaja mempunyai ciri yang berbeda dari masa sebelumnya dan sesudahnya,
karena berbagai hal yang mempengaruhinya sehingga selalu menarik untuk
dibicarakan. Kata remaja dalam bahasa inggris adolescence yang berarti tumbuh
atau tumbuh untuk masak, menjadi dewasa. Dari beberapa uraian dan penjelasan
yang telah dikemukakan di atas maka dapatlah penulis mengambil kesimpulan bahwa
dengan mata pelajaran pendidikan jasmani, olahraga dan kesehatan ini, peserta
didik dapat mengembangkan diri dengan gerakan-olahraga sehingga secara langsung
maupun tidak langsung peserta telah mengembangkan gerak motoriknya selain itu
peserta juga mampu mempraktikkan teknik-teknik dasar dalam olahraga
dengan baik serta nilai kerjasama, toleransi, percaya diri, kejujuran,
keberanian, menghargai lawan, kerja keras, dan menerima kekalahan serta dapat
mengaplikasikan cara hidup yang sehat dan bersih.
B.
Saran
Kami sebagai penyusun makalah ini, sangat mengharap atas
segala saran – saran dan kritikan bagi para pembaca yang kami hormati guna
untuk membangun pada masa yang akan datang untuk menjadi yang lebih baik dalam
membenarkan alur-alur yang semestinya kurang memuaskan bagi tugas yang kami
laksanakan.
DAFTAR
PUSTAKA
Desmita. 2009. Psikologi
Perkembangan. PT. Remaja Rosdakarya; Bandung.
Drs Agung,
Aspiras. 2007. semester 1-2, penerbit dan percetakan Pustaka
Manggala,
Izzaty, Rita Eka, dkk. 2008. Perkembangan Peserta Didik. UNY
Press. Yogyakarta.
Endang Rini Sukamti MS.
2007. Diktat Perkembangan Motorik. Pendidikan Kepelatihan Olahraga. Fakultas Ilmu
Keolahragaan. UNY
http://amore87.wordpress.com/tag/perkembangan-motorik
Tidak ada komentar:
Posting Komentar